in

Rusia dan Ukraina Lakukan Pertukaran Tawanan saat Paskah Ortodoks

Rusia dan Ukraina Lakukan Pertukaran Tawanan saat Paskah Ortodoks



Ukraina dan Rusia, Minggu (16/4), mengatakan telah melakukan pertukaran tawanan baru pada hari Paskah Ortodoks, dan Kyiv mengatakan 13 personil militernya telah kembali.

Penasihat kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan pembebasan tawanan perang itu termasuk tentara, pelaut, penjaga perbatasan dan lain-lain, tetapi tidak jelas berapa banyak tawanan Rusia yang dibebaskan Ukraina.

Meskipun perang terus berlangsung, kini pada bulan ke 14, kedua negara telah melakukan pertukaran tawanan beberapa kali, biasanya dalam jumlah yang sama besar.

Dalam sebuah video yang diposting di Telegram, Yevgeny Prigozhin, pendiri dari kelompok tentara bayaran Wagner, terlihat memerintahkan seorang tentara menyiapkan tawanan Ukraina untuk meninggalkan teritori yang dikendalikan Rusia pada “tengah hari” Minggu. Para tawanan terlihat naik keatas truk dan berjalan di sepanjang jalan.

Yermak dalam posting di Telegram mengatakan bahwa kelompok terakhir dari tawanan Ukraina termasuk tentara yang bertempur di Bakhmut, kota pertambangan di Ukraina timur dimana pasukan kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran sengit.

“Nyawa orang-orang kami merupakan nilai tertinggi untuk kami,” kata Yermak, dan ditambahkan, sasaran Kyiv adalah memulangkan semua tawanan yang tersisa, meskipun dia tidak memberi angka berapa banyak tentara Ukraina masih berada dalam tahanan Rusia.

Perayaan Paskah Ortodoks di Ukraina sepi, dan jam malam melarang umat merayakan upacara malam hari, yakni perayaan kebangkitan Tuhan Yesus. [jm/my]



Sumber VoA Indonesia

What do you think?

Written by admin

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0
Arkeolog Peru Gali Situs Pemandian Inca Berusia 5 Abad

Arkeolog Peru Gali Situs Pemandian Inca Berusia 5 Abad

Foto satelit dari Planet Labs PBC menunjukkan api di dekat sebuah rumah sakit di ibu kota Khartoum, Sudan (16/4).

Diplomat Tinggi AS dan Inggris Serukan Gencatan Senjata di Sudan