Umat Islam menyambut Ramadan dengan beragam tradisi. Mereka umumnya bersih-bersih dan mendekorasi rumah serta membeli kurma dan bahan pangan.
Di Kairo, pasar-pasar semakin ramai pembeli. Hassan Mabrouk juga ada di sana, membeli beberapa barang untuk dekorasi rumah. Keluarganya siap menyambut Ramadan.”Di Mesir, Ramadan umumnya berbeda dari tempat lain. Lampu, lentera, makanan, dan sebagainya. Itu hal yang menyenangkan,” jelas Mabrouk.
Oum Mohamed Sobhi juga sedang berbelanja. Krisis keuangan bukan berarti ia tidak menyambut Ramadan dengan suka cita. Ia mewujudkan kegembiraan atas datangnya bulan suci dengan menghias rumah. “Tentu saja harga-harga naik. Kondisi keuangan masyarakat tidak bagus. Tetapi, saya hanya bisa mengatakan, kami akan hidup. Kami akan bersabar hanya untuk Mesir,” komentarnya.
Keluhan naiknya harga juga disampaikan pembeli lain, Ramadan Mohamed. Namun, ia senang karena kebutuhannya tersedia.”Harga-harga barang kebutuhan naik di seluruh dunia, tetapi kami di Mesir memiliki apa yang kami butuhkan, dan berbagai barang tersedia,” ungkapnya.
Lentera menjadi pusat dekorasi di banyak rumah tangga Mesir selama Ramadan. Sebagian orang memajangnya di meja makan, sebagian lain menggantungnya di pintu masuk rumah, gedung, atau toko.
Naiknya permintaan menjelang Ramadan, mendorong naik harga lentera, kata Al-Sayed Abu Shaimaa, penjual lentera. “Harga lentera yang diproduksi di China lebih mahal tahun ini. Yang dulu dijual dengan harga 50 (pon Mesir) kini harganya 100. Dan yang dulu dijual seharga 100 sekarang menjadi 150,” keluh Abu Shaimaa.
Ratusan juta umat Islam di seluruh dunia akan mulai berpuasa pekan ini. Di Amerika, warga Muslim umumnya mulai berpuasa pada 23 Maret.
Puasa dimaksudkan untuk mendekatkan jemaah kepada Tuhan melalui pengorbanan, zikir, dan peningkatan spiritualitas. Puasa juga dimaksudkan sebagai bulan syukur sementara umat beriman diingatkan akan penderitaan mereka yang kurang beruntung.
Banyak orang Mesir juga membeli kurma menjelang Ramadan. Pada 2019, data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, menunjukkan, Mesir adalah produsen kurma terbesar di dunia, diikuti oleh Arab Saudi dan Iran.
Awal Maret lalu diselenggarakan festival kurma. Najlaa Tayeaa, pengunjung festival mengungkapkan, “Saya di sini untuk membeli kurma Ramadan, dan saya kagum karena berbagai negara memamerkan berbagai jenis kurma, dijual dengan harga berbeda.”
Mohammad Mostafa juga datang untuk membeli kurma sebagai persiapan Ramadan.
“Kami merasa Ramadan tidak lengkap tanpa kurma. Di Mesir, hidangan buka puasa tidak lengkap tanpa kurma. Meskipun ada varietas yang murah dan mahal, orang Mesir seringkali saling menghadiahkan kurma secara gratis, memastikan bahwa setiap orang memiliki kurma selama Ramadan,” jelasnya.
Muslim secara tradisional berbuka puasa, seperti dilakukan Nabi Muhammad sekitar 1.400 tahun yang lalu, dengan seteguk air dan beberapa butir kurma saat matahari terbenam. Setelah salat magrib, jamuan besar yang disebut iftar dihidangkan dan orang-orang akan berbuka puasa bersama dengan keluarga dan teman. [ka/lt]
Comments
Loading…