Rusia, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, memastikan tidak akan menjual minyak mentahnya kepada negara-negara yang menerapkan batasan harga yang dipatok Barat. Keputusan pahit itu tetap akan ditempuh bahkan jika Moskow terpaksa harus memangkas produksi minyak, kata orang kepercayaan Presiden Vladimir Putin di bidang energi.
Kelompok negara-negara G7 dan Australia pada Jumat (2/12) menyetujui untuk mematok batas minyak mentah lintas laut Rusia pada level $60 per barel.
Langkah Barat tersebut merupakan upaya untuk menghukum Putin terkait konflik Ukraina.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Minggu (4/12) bahwa tindakan Barat itu adalah gangguan besar yang bertentangan dengan aturan perdagangan bebas. Novak berpendapat kebijakan ini akan mengguncang pasar energi global, dan memicu terjadinya kekurangan pasokan minyak.
“Kami sedang mempersiapkan mekanisme untuk melarang penggunaan instrumen pembatasan harga, terlepas dari tingkat yang ditetapkan, karena gangguan semacam itu dapat membuat pasar semakin tidak stabil,” kata Novak, pejabat pemerintah Rusia yang bertanggung jawab atas minyak dan gas, energi atom dan batu bara.
“Kami akan menjual minyak dan produk minyak bumi hanya ke negara-negara yang akan bekerja dengan kami di bawah kondisi pasar, bahkan jika kami harus sedikit mengurangi produksinya,” tambahnya.
Novak mengatakan pembatasan Barat dapat memicu masalah di pasar BBM, dan dapat memengaruhi negara-negara lain selain Rusia.
Ekspor minyak dan gas ke Eropa telah menjadi salah satu sumber utama pendapatan mata uang asing Rusia sejak pakar geologi Soviet menemukan minyak dan gas di rawa-rawa Siberia pada dekade setelah Perang Dunia Kedua.
Sebuah sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas situasi, mengatakan kepada Reuters, bahwa sebuah keputusan yang melarang perusahaan dan pedagang Rusia berinteraksi dengan negara dan perusahaan yang menerapkan pembatasan harga itu sedang disiapkan
Putin mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya telah memulai perang ekonomi melawan Rusia dengan menerapkan serangkaian sanksi paling berat dalam sejarah modern. Ia memperingatkan bahwa Barat akan menghadapi krisis energi.
Putin pada bulan September juga mengancam Barat bahwa dia dapat memutus pasokan komoditas energi jika pembatasan harga diberlakukan.[ah]
Comments
Loading…