in

Yordania Panggil Utusan Israel terkait Kekerasan di Yerusalem

Menlu Yordania Ayman Safadi


Pemerintah Yordania pada hari Senin (18/4) memanggil kuasa usaha Israel untuk menolak dan memrotes “pelanggaran provokatif Israel” di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, kata Kementerian Luar Negeri Yordania.

Kekerasan di sekitar dan di kompleks Masjid Al-Aqsa yang berlangsung sejak Jumat pagi telah melukai lebih dari 170 orang, sebagian besar di antaranya warga Palestina, hampir setahun setelah ketegangan serupa memicu konflik selama 11 hari antara Israel dan kelompok-kelompok militan di daerah kantong Palestina di Gaza.

Yordania memiliki peran sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem timur, yang diduduki Israel pada tahun 1967 dan kemudian dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Kementerian Luar Negeri Yordania “memanggil kuasa usaha kedutaan besar Israel di Amman untuk menyampaikan pesan protes atas pelanggaran Israel yang tidak sah dan provokatif di Masjid Al-Aqsa yang diberkati,” ungkap pihak kementerian dalam sebuah pernyataan.

“Pejabat kuasa usaha diberitahu mengenai pesan protes yang akan segera disampaikan kepada pemerintahnya, termasuk seruan untuk segera menghentikan pelanggaran dan upaya Israel untuk mengubah situasi sejarah dan hukum” di Al-Aqsa, kata kementerian.

Menlu Yordania Ayman Safadi

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi sebelumnya telah memberitahu parlemen bahwa duta besar Yordania telah dipanggil, namun tidak hadir di Amman, sehingga pejabat kuasa usaha Israel-lah yang akan dipanggil sebagai gantinya.

Safadi mengatakan, “sebagai pihak yang melakukan pendudukan, Israel memikul tanggung jawab atas semua” peristiwa di Al-Aqsa, yang juga dikenal sebagai “Temple Mount” dan dianggap sebagai tempat tersuci dalam agama Yahudi dan ketiga tersuci dalam Islam.

Diplomat utama negara itu menambahkan, ia akan bertemu dengan rekan-rekan Eropanya di Amman “untuk menyampaikan pesan yang sama.”

Raja Yordania Abdullah II pada hari Minggu (17/4) meminta Israel untuk “menghentikan semua tindakan ilegal dan provokatif yang mendorong “gangguan lebih lanjut.”

Pada hari Senin, ia menelepon beberapa pemimpin Arab dan presiden Dewan Eropa, Charles Michel, untuk “mengintensifkan upaya regional dan internasional untuk menghentikan eskalasi Israel di Yerusalem.”

Raja Abdullah menyebut kekerasan itu “merusak peluang untuk mencapai perdamaian dan menyebabkan gangguan lebih jauh,” menurut kanal berita pemerintah Al-Mamlaka.

Yordania adalah negara Arab kedua setelah Mesir yang menjalin hubungan dengan Israel setelah mereka menandatangani perjanjian damai pada 1994.

Lebih dari 20 warga Palestina dan Israel terluka dalam sejumlah insiden di sekitar dan di kompleks Al-Aqsa pada hari Minggu (17/4), menambah jumlah korban luka menjadi 150 orang sejak Jumat (15/4).

Bentrokan itu terjadi pada saat yang sensitif, ketika festival Paskah Yahudi bertepatan dengan bulan suci Ramadan, di mana umat kedua agama berduyun-duyun mengunjungi tempat suci tersebut. [rd/jm]



Sumber VoA Indonesia

What do you think?

Written by admin

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0

Mendagri: Kebersihan daerah cermin pengelolaan pemerintahan yang baik

Dua Menteri AS Bertolak ke Panama, Bahas Migrasi dan Isu Lainnya

Dua Menteri AS Bertolak ke Panama, Bahas Migrasi dan Isu Lainnya