in

Seniman Kaca Ghana Berambisi Atasi Masalah Lingkungan Lewat Karyanya

Peniup kaca Ghana Michael Tetteh (44), dan staf terlatihnya Janet Offei (28) dan Kwesi Israel Tetteh (34), membentuk kaca cair untuk memproduksi barang pecah belah di bengkel kerja Tetteh di Krobo Odumase, Ghana 15 Maret 2022. (REUTERS/Francis Kokoroko)


Michael Tetteh adalah satu-satunya peniup kaca profesional bersertifikat di Ghana. Ia sudah lama merasa prihatin dengan masalah sampah di negaranya, terutama yang mengandung kaca atau gelas.

Menurut data lembaga survei Observatory for Economic Complexity, Ghana mengimpor produk kaca dan keramik bernilai sekitar $300 juta setiap tahunnya. Sekitar 80 persen di antaranya berasal dari China.

Sampah-sampah berbahan kaca ini umumnya berakhir di lahan-lahan pembuangan sampah atau berserakan di jalan-jalan. Kota-kota di Ghana memang tidak memiliki sistem pembuangan sampah yang memungkinkan sampah pecah belah ini tertangani dengan baik tanpa membahayakan lingkungan.

Peniup kaca Ghana Michael Tetteh (44), dan staf terlatihnya Janet Offei (28) dan Kwesi Israel Tetteh (34), membentuk kaca cair untuk memproduksi barang pecah belah di bengkel kerja Tetteh di Krobo Odumase, Ghana 15 Maret 2022. (REUTERS/Francis Kokoroko)

“Kami tidak memiliki proses pengumpulan sampah kaca, dan kami tidak ingin pecahan kaca berserakan seperti ini, atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. Jika kita mendaur ulang sampah ini, kita bisa mendapatkan uang. Daur ulang itu murah,” jelasnya.

Tetteh bertekad mengubah sampah kaca itu menjadi karya seni bernilai ekonomi. Tujuannya tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari bahan yang tidak mudah terdekomposisiini tapi juga mempercantik kota-kota di Ghana.

Bahan kaca yang dimanfaatkan Tetteh sepenuhnya diambil dari tempat-tempat pembuangan sampah di ibu kota Accra. Ia berambisi, usahanya ini akan menghentikan Ghana dari kebiasaan mengimpor kerajinan kaca dari luar negeri.

Michael Tetteh dibantu stafnya, memproduksi barang pecah belah di bengkel kerjanya di Krobo Odumase, Ghana 15 Maret 2022. (REUTERS/Francis Kokoroko)

Michael Tetteh dibantu stafnya, memproduksi barang pecah belah di bengkel kerjanya di Krobo Odumase, Ghana 15 Maret 2022. (REUTERS/Francis Kokoroko)

“Kita tidak perlu lagi pergi ke luar negeri, seperti China, untuk membeli karya seni kaca untuk digunakan di Ghana. Saya ingin membuat Ghana indah dengan karya-karya ini,” imbuhnya.

Berasal dari kota Odumase-Krobo, pusat budaya manik-manik kaca tradisional Ghana, Tetteh jatuh cinta pada seni meniup kaca pada tahun 2012 setelah menghabiskan beberapa bulan di Prancis dan Belanda untuk mempelajari kerajinan tersebut dengan pembuat manik-manik Ghana lainnya.

Namun hanya ia yang kemudian pulang dan berambisi mendirikan toko seni di Odumase-Krobo. Tidak terpengaruh oleh kurangnya dana, ia membuat tungku dari besi tua dan tanah liat dengan memanfaatkan tutorial online. Ia kemudian menyempurnakan kemampuannya dengan menonton video YouTube dari seniman-seniman kaca terkenal seperti Dale Chihuly dari Amerika.

Sejak saat itu ia telah mempekerjakan beberapa asisten muda dari Odumase-Krobo, yang diharapkannya kelak akan memiliki bengkel seni masing-masing. Karya Tetteh dapat ditemukan di toko-toko di Ghana dan Pantai Gading, dan telah muncul di sejumlah galeri seni di Eropa dan Amerika. [ab/lt]



Sumber VoA Indonesia

What do you think?

Written by admin

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0

Djokovic bermain bola bersama Neymar di Monte Carlo

Jelang arus mudik Lebaran, Polresta Cirebon siapkan ribuan rambu