Warga Israel merayakan Hari Kemerdekaan di Tel Aviv pada hari Selasa (14/5) di tengah perang selama berbulan-bulan di Gaza dan kekhawatiran atas sandera yang masih ditahan Hamas.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga Israel merayakan hari tersebut – tahun ini ditandai dari Senin malam hingga Selasa – dengan acara barbekyu yang memenuhi seluruh taman di seluruh pelosok negara itu.
Namun di tengah bayang-bayang konflik di Gaza dan segera setelah negara tersebut memperingati Hari Peringatan (untuk mengenang korban perang) yang penuh keharuan, pesta-pesta yang biasanya ramai menjadi tenang, ketika banyak keluarga bergulat dengan keinginan mereka untuk merayakan acara tersebut ketika negara menghadapi salah satu ujian tersulit dalam beberapa dekade.
“Penting bagi kami untuk menunjukkan kepada Hamas bahwa kami kuat dan negara kami penting bagi kami dan kami tetap keluar dan tetap menjalani hidup kami,” kata Shiri Simon, seorang programer komputer dari kota ultra-Ortodoks Bnei Barak.
Simon mengatakan, pikiran mengenai para sandera yang masih ditahan di Gaza dan tentara yang bertempur di wilayah tersebut tidak pernah lepas dari benaknya.
“Ini bukan hari biasa karena negara ini berada dalam situasi yang sangat rumit dan, tentu saja, semua tentara dan semua yang terluka ada di hati kami dan, tentu saja, masih banyak orang yang berada di Gaza. Saya tidak tahu di mana mereka berada,” tambahnya..
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 lainnya.
Israel mengatakan militan masih menyandera sekitar 100 orang dan jasad lebih dari 30 orang lainnya.
Tujuh bulan pemboman dan operasi darat Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan setempat. [lt/my]
Comments
Loading…