Jakarta, PCplus – Pemilik platform social media Facebook, Meta, berencana membuat saingan Twitter. Dikutip PCplus dari BBC, Meta dikabarkan telah mengungkap rencananya ini kepada para stafnya, dan pesaing Twitter ini nantinya akan terintegrasi dengan jejaring sosial lain.
Dari informasi yang beredar, platform baru ini memungkinkan pengguna yang terdaftar di Meta untuk membawa pengikut dari platform terdesentralisasi seperti Mastodon.
Baca Juga: Tiga Keunikan Pengguna Twitter di Indonesia
Kepala produk Meta, Chris Cox, mengatakan bahwa pengkodean sedang dilakukan pada platform tersebut. Raksasa teknologi ini bertujuan untuk segera merilisnya, meskipun belum ada informasi kapan rilis resmi platform ini. Ada beberapa spekulasi bahwa platfrom akan dirilis meta paling cepat akhir Juni tahun ini
Bahkan screenshot layar aplikasinya telah tersebar secara online. Sumber di dalam perusahaan mengatakanbahwa screenshot yang bocor ini asli. Jika benar, maka tampilan platform baru ini akan tidak asing lagi bagi siapa saja yang pernah menggunakan Twitter.
Nama Proyek P92
Jaringan berbasis teks ini – yang memiliki nama kerja P92. Disinyalir ia dapat menjadi saingan yang lebih besar bagi Twitter milik Elon Musk daripada BlueSky atau Mastodon. Meskipun keduanya berhasil menarik pengguna yang kecewa dengan Twitter, namun memulai jejaring sosial baru adalah hal yang sulit.
Tetapi komunitas Instagram sangat besar. Meta mengatakan bahwa mereka memiliki sekitar dua miliar pengguna. Jika 25% saja pengguna Instagram dapat dibujuk untuk menggunakan P92, maka ia akan langsung menjadi lebih besar daripada saingannya yang lebih tua.
Meta mengatakan bahwa mereka mengambil “inspirasi” dari produk lain. Tidak mengherankan memang mengingat Stories di Facebook sangat mirip fitur Snapchat, dan Reels di Instagram sangat mirip dengan TikTok.
Twitter sendiri telah mendapat sorotan dalam beberapa bulan terakhir terkait moderasi di platform ini. Bahkan Twitter mengundurkan diri dari kode disinformasi sukarela Uni Eropa pada Mei lalu. Di bawah kepemimpinan Musk, moderasi Twitter dilaporkan telah dikurangi – yang menurut para kritikus memungkinkan peningkatan penyebaran disinformasi.
Namun, Musk mengatakan bahwa sekarang ada “lebih sedikit informasi yang salah, bukan lebih banyak” sejak ia mengambil alih pada Oktober 2022.
Comments
Loading…