in

Pertahanan AS “Kuat” terhadap Filipina

Pertahanan AS "Kuat" terhadap Filipina



Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin, Rabu (3/5), menjanjikan komitmen “kuat” untuk membela Filipina, sementara menyambut kedatangan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. ke Pentagon.

“Seperti telah dijelaskan Presiden Biden, komitmen kami untuk membela Filipina sangat kuat,” kata Austin. Ia melanjutkan, “Dan izinkan saya mengatakan sekali lagi bahwa Perjanjian Pertahanan Bersama kita berlaku untuk serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata kita, kapal-kapal Penjaga Pantai, kapal umum, atau pesawat di Pasifik, termasuk di mana pun di Laut China Selatan.”

Komentar Austin muncul sementara Amerika memperbarui janji untuk mendukung Filipina dalam menghadapi tekanan penjaga pantai China di Laut China Selatan. Filipina, Jumat lalu, menuduh penjaga pantai China melakukan “manuver berbahaya” dan “taktik agresif” di Laut China Selatan. Ini adalah konfrontasi maritim lainnya di antara kedua negara. Menurut China, kapal-kapal Filipina membuat “langkah provokatif yang disengaja.”

Filipina dan Amerika, Senin, menegaskan lagi aliansi keamanan mereka yang telah berlangsung puluhan tahun dalam lawatan yang menandai perubahan dramatis dalam hubungan mereka. Kedua negara mencari cara untuk memupus sikap China yang semakin tegas di dekat Taiwan dan di Laut China Selatan.

Di bawah presiden sebelumnya yang antiAmerika, Rodrigo Duterte, hubungan Filipina dengan Amerika memburuk karena ia berusaha mengadili China sementara secara terbuka menegur Amerika. [ka/jm]



Sumber VoA Indonesia

What do you think?

Written by admin

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0
Khader Adnan adalah pemimpin kelompok militan "Jihad Islam" (foto: dok).

Tahanan Palestina yang Mogok Makan 86 Hari di Penjara Israel Meninggal, Situasi Kembali Memanas

Penobatan Raja Charles III Picu Perdebatan tentang Bentuk Monarki Konstitusional di Australia

Penobatan Raja Charles III Picu Perdebatan tentang Bentuk Monarki Konstitusional di Australia