in

Setelah Kesepakatan Saudi-Iran, China Inginkan Peran Global Lebih Besar

Setelah Kesepakatan Saudi-Iran, China Inginkan Peran Global Lebih Besar



Presiden Xi Jinping menginginkan China memainkan peran lebih besar dalam mengelola urusan global, setelah Beijing mencatat keberhasilan diplomatik dengan menjadi tuan rumah yang membuahkan kesepakatan membuka kembali hubungan diplomatik oleh Arab Saudi dan Iran.

Xi berbicara hari Senin (13/3) setelah sidang legislatif yang menetapkan pemerintah beranggotakan para loyalis untuk memperketat kontrolnya atas ekonomi dan masyarakat.

China harus “berpartisipasi aktif dalam reformasi dan konstruksi sistem tata kelola global” dan memajukan “prakarsa keamanan global,” kata Xi, pemimpin paling berpengaruh di negara itu dalam beberapa dekade ini, dalam pidato pada akhir pertemuan tahunan legislatif yang sifatnya seremonial.

Ini akan menambah “energi positif bagi perdamaian dunia dan pembangunan serta menciptakan lingkungan internasional yang menguntungkan untuk pembangunan negara kita,” kata Xi.

Xi tidak memberikan rincian mengenai ambisi Partai Komunis yang berkuasa, tetapi pemerintahnya telah mengupayakan kebijakan yang kian agresif di luar negeri sejak ia mulai berkuasa pada 2012. Pemerintah China telah mendesak perubahan di Dana Moneter Internasional dan berbagai entitas lainnya yang dikatakan Beijing gagal mencerminkan kebutuhan dan keinginan negara-negara berkembang.

Beijing juga telah membangun kekuatan China yang kian berkembang sebagai ekonomi terbesar kedua untuk memajukan prakarsa perdagangan dan konstruksi yang dikhawatirkan Washington, Tokyo, Moskow dan New Delhi akan meluaskan pengaruh strategisnya di wilayah mereka.

Pemerintah Xi menimbulkan kekhawatiran AS dan Australia pada awal 2022 sewaktu negara itu menandatangani perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon yang akan memungkinkan kapal-kapal angkatan laut dan pasukan keamanan China ditempatkan di negara pulau di Pasifik Selatan itu.

Menteri Luar Negeri China Qin Gang memperingatkan Washington pekan lalu mengenai kemungkinan “konflik dan konfrontasi” jika AS tidak mengubah arah hubungan kedua negara yang tegang akibat konflik terkait Taiwan, HAM, Hong Kong, keamanan dan teknologi.

Pidato Xi hari Senin menyerukan pembangunan teknologi yang lebih cepat dan lebih mengandalkan kemampuan sendiri di dalam pidatonya yang dipenuhi oleh istilah-istilah nasionalistis. Ia delapan kali mengacu pada “peremajaan nasional,” atau memulihkan China ke peran sejarahnya yang sah sebagai pemimpin ekonomi, budaya dan politik. [uh/ab]



Sumber VoA Indonesia

What do you think?

Written by admin

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0
Laba Saudi Aramco 2022 Melesat 46%

Laba Saudi Aramco 2022 Melesat 46%

Serangan Bom Al-Shabab Sasar Pejabat Regional di Somalia

Serangan Bom Al-Shabab Sasar Pejabat Regional di Somalia