Pelaksanaan Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia masih dua bulan lagi, namun polemik sudah meruap terkait partisipasi Israel dalam turnamen itu. Maklum saja, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik.
Isu apapun menyangkut Israel di tanah air sangat sensitif karena mayoritas warga muslim mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka, terlebih dengan serangkaian aksi kekerasan tanpa henti yang dilakukan oleh Israel. Beragam organisasi kemasyarakatan Islam telah menyatakan penolakan dan mendesak pemerintah untuk tidak mengizinkan tim nasional Israel.
Meski begitu, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Tohir menegaskan akan tetap menerima kehadiran tim nasional Israel. Pernyataan serupa pernah disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali.
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi kepada VOA, Rabu (8/3), menjelaskan dari sisi aturan, Israel berhak dan harus diizinkan mengikuti Piala Dunia U-20 di Indonesia. Namun isu ini menyangkut politik dalam negeri Indonesia sehingga perlu dikaji sejauh mana kedatangan tim nasional Israel berdampak pada dinamika di tanah air.
Jika pemerintah tetap membolehkan tim nasional Israel datang, lanjutnya, ini akan menimbulkan kontroversi atau penolakan dari beberapa komponen masyarakat. “Tapi toh kalau seandainya nanti diizinkan, berarti juga harus ada pembatasan yang berkaitan dengan simbol-simbol negara. Kan tidak cukup hanya bermain, tapi juga ada bendera, lagu kebangsaan, dan lain sebagainya,” kata Yon.
Yon mengingatkan pemerintah untuk hati-hati memberikan izin, terlebih karena tim nasional Israel itu merupakan perwakilan negara. Jika tetap memberi izin, ia menyarankan agar pemerintah dengan tegas melarang adanya pengibaran bendera Israel atau memperdengarkan lagu kebangsaan Israel. Ini penting, tambah Yon, untuk menegaskan kekonsistenan Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina.
MUI Tolak Kehadiran Tim Israel di U-20
Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan MUI menolak kehadiran tim nasional Israel. Dia menjelaskan Indonesia merupakan negara dan bangsa yang terus memiliki komitmen tinggi dan konsisten membela rakyat dan bngsa Palestina dari agresi dan penjajahan Israel.
Pemerintah Indonesia juga mendukung solusi dua negara untuk mewujudkan Palestina merdeka dan berdaulat, tetapi hingga saat ini tak kunjung terlaksana.
Selain itu, lanjut Sudarnoto, Indonesia tidak mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina masih dijajah. Posisi ini sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 yang tidak mengakui penjajahan di muka bumi.
“Karena kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel, maka harusnya tidak ada ruang sekecil apapun (bagi) warga Israel, termasuk dalam urusan Piala Dunia U-20 ini, tidak boleh masuk. Karena dengan (tim nasional Israel) masuk, secara resmi pemerintah menyambut orang-orang Israel masuk ke wilayah Indonesia dengan atribut-atributnya,” ujar Sudarnoto.
Sudarnoto menambahkan bahwa ia pernah mengingatkan kepada pemerintah agar mengajak bicara MUI dan ormas-ormas Islam terkait Piala Dunia U-20 terkait keikutsertaan Israel. Tapi sampai saat ini saran itu tidak pernah ditanggapi oleh pemerintah.
Menurutnya, jika tim nasional Israel jadi datang ke Indonesia, hal tersebut bisa mengecewakan rakyat Palestina dan sekaligus menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat Indonesia. Karena itu, MUI meminta pemerintah mempertimbangkan kembali izin bagi tim nasional Israel untuk datang.
Invasi Ukraina, FIFA Tak Izinkan Rusia Ikut Piala Dunia 2022
Meski partisipasi Israel dalam Piala Dunia U-20 sesuai aturan FIFA, Sudarnoto mengingatkan FIFA juga menerapkan standar ganda, yakni mencoret Rusia pada Piala Dunia 2022 di Qatar karena menginvasi Ukraina. Dia menilai FIFA mestinya mencoret Israel karena sudah puluhan tahun menjajah Palestina.
Soal olahraga harus dipisahkan dengan politik, dia kembali menyebut alasan FIFA mencoret Rusia saat Piala Dunia 2022 karena menginvasi Ukraina.
Jika pemerintah tetap menerima kehadiran tim nasional Israel, Sudarnoto memperingatkan isu ini dapat meningkat suhu politik di tengah masyarakat menjelang Pemilihan Umum 2024. Dia mengkhawatirkan akan ada kekuatan-kekuatan tertentu yang akan membentuk elemen-elemen masyarakat.
Ia menyitir kehadiran tim nasional Israel di Jakarta kelak sebagai bentuk kekalahan diplomasi Indonesia. Ia merujuk pada Presiden Soekarno yang dulu berani mewujudkan komitmen anti-Israel dengan menolak keikutsertaan Israel dalam Asia Games tahun 1962.
Menlu Jadikan Tahun 2023 Sebagai Penguatan Dukungan pada Palestina
Rencana pemerintah mengizinkan partisipasi Israel dalam Piala Dunia U-20 ini dinilai bertolak belakang dengan seruan pemboikotan Israel yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 2016.
Sikap ini juga berlawanan dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sidang Dewan Keamanan Perserikatan bangsa-Bangsa awal tahun ini untuk menjadikan 2023 sebagai tahun penguatan dukungan kepada Palestina sekaligus mengakhiri penjajahan Israel.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir telah menyatakan akan memberikan jaminan keamanan bagi Timnas Israel yang datang ke Indonesia untuk Piala Dunia U-20. Ia menyebut negara menjamin kedatangan siapa pun yang bermain di Indonesia sesuai kontrak sebagai tuan rumah.
“Khususnya mengenai tim-tim yang akan main, saya rasa konteksnya kita tidak bisa melihat masing-masing negara, bahwa bedasarkan host contract bahwa negara menjamin kedatangan siapapun yang bermain. Kalau kita tidak bisa mengambil posisi mengamankan, mungkin Indonesia jangan lagi bidding event-event internasional,” kata Erick.
Jaminan ini tidak hanya berlaku untuk Piala Dunia U-20, tapi juga tim yang datang ke Indonesia untuk kompetisi lainnya. Erick juga mengingatkan bahwa Indonesia masih mau ikut bidding Olimpiade 2036, hingga Piala Dunia 2034.
Piala Dunia U-20 tersebut akan berlangsung di Indonesia mulai 20 Mei hingga 11 Juni 2023.[fw/em]
Comments
Loading…