Nilai tukar rupiah menguat ke level tertinggi dalam empat bulan, Selasa (24/1), di tengah kenaikan tipis nilai tukar mata uang-mata uang negara berkembang Asia lainnya terhadap dolar AS yang sedikit melemah, sementara transaksi perdagangan saham di Asia cenderung lesu karena liburan Tahun Baru Imlek.
Rupiah menguat 1,1 persen terhadap dolar hingga mencapai level tertinggi sejak 15 September, dan menuju ke level 14.975 hingga 15.000 per dolar.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar menembus hingga di bawah level 15.000 yang merupakan level dukungan psikologis, dan juga mendekati rata-rata pergerakan 200 hari di 15.075,” kata ahli strategi global dari TD Securities, Alex Loo.
“Suku bunga kebijakan riil kini telah menunjukan manfaatnya, sebuah faktor yang kemungkinan juga akan membantu mendukung pergerakan rupiah.”
Pekan lalu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) dan mengisyaratkan siklus pengetatannya telah berakhir karena inflasi mendingin lebih cepat daripada yang diperkirakan.
Yen Jepang naik 0,4 persen, sementara indeks Nikkei naik 1,46 persen dan ditutup pada tingkat tertingginya sejak 16 Desember.
Peso Filipina naik 0,3 persen, dengan gubernur bank sentral negara itu mengantisipasi inflasi tahunan turun hingga di bawah empat persen pada kuartal ketiga, karena pengetatan agresif dan intervensi dari sisi penawaran. Rupee India turun 0,3 persen, sedangkan baht Thailand turun 0,2 persen.
Bank sentral Thailand diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada hari Rabu untuk menahan kenaikan inflasi, menurut jajak pendapat Reuters. Ekuitasnya naik 0,2 persen.
Lebih banyak bank sentral di Asia meredam kebijakan pengetatan pekan lalu, dengan bank sentral Malaysia tiba-tiba menghentikan pergerakan naik suku bunga acauannya dan Bank Indonesia memberi sinyal untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga acuannya lebih awal.
China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman selama lima bulan berturut-turut pada hari Jumat, seperti yang diperkirakan, tetapi para analis mengatakan pemangkasan di masa depan mungkin terjadi, karena bank sentral China telah berjanji untuk mendukung ekonomi yang dilanda COVID.
Sebagian besar pasar saham Asia masih tutup karena perayaan Tahun Baru Imlek termasuk China daratan, Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia.
Harga saham rata-rata naik 0,3 persen di Filipina, tidak berubah di India dan turun 0,3 persen di Indonesia. [ab/uh]
Comments
Loading…