Iran telah menangkap pengacara dua wartawan perempuan yang ditahan setelah melaporkan tentang kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi, yang memicu demonstrasi dan kerusuhan tiga bulan terakhir ini; demikian laporan sebuah surat kabar Iran pada Sabtu (17/12).
Republik Islam Iran masih terus diselimuti aksi demonstrasi sejak kematian Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, dalam tahanan polisi, tiga hari setelah ia ditangkap polisi moral karena tidak mengenakan jilbab secara benar.
Surat kabar Ham Mihan melaporkan “Mohammad Ali Kamfirouzi, pengacara sejumlah aktivis dan wartawan, telah ditangkap.” Penangkapan Kamfirouzi ini menambah jumlah pengacara yang ditangkap terkait demonstrasi itu menjadi 25 orang, demikian tambah harian reformis itu.
Pengacara Kamfirouzi, Mohammad Ali Bagherpour, dikutip sebagai mengatakan kliennya belum menerima surat penahanan, tidak mengetahui tuduhan yang dihadapinya, dan ditangkap tanpa formalitas hukum apapun.
Ham Mihan mengutip abang Kamfirouzi sebagai mengatakan pengacara itu ditangkap pada Rabu (15/12). Ia menilai pengadilan “bertanggung jawab melindungi nyawa dan kesehatan adiknya.”
Laporkan Kematian Amini, Dua Wartawan Perempuan Ditangkap
Dua klien Kamfirouzi adalah dua wartawan perempuan yang ditangkap karena melaporkan soal kematian Amini dan dampaknya – yaitu Niloufar Hamedi dan Elaheh Mohammadi.
Hamedi, yang bekerja di surat kabar reformis Shargh, ditangkap 20 September lalu setelah mengunjungi rumah sakit di mana Amini dirawat selam tiga hari dalam keadaan koma, sebelum ajal menjemputnya.
Sementara Mohammadi adalah wartawan surat kabar Ham Mihan. Ia ditangkap 29 September lalu setelah mendatangi kampung halaman Amini, yaitu kota Saqez, di Provinsi Kurdistan, untuk melaporkan upacara pemakamannya.
Pada 8 November lalu Hamedi dan Mohammadi didakwa melakukan propaganda melawan negara dan berkonspirasi menentang keamanan nasional, yang menurut hukum syariah dikategorikan sebagai kejahatan besar.
Surat kabar The Shargh pada Selasa (14/12) mempublikasikan daftar hampir 40 wartawan dan wartawan foto yang ditangkap di Iran terkait demonstrasi dan kerusuhan itu.
Badan pemerhati media yang berkantor di Paris, Reporters Without Borders RSF telah menyampaikan keprihantinan atas nasib wartawan-wartawan itu dan menuntut pembebasan mereka segera.
Iran pada 3 Desember lalu mengatakan lebih dari 200 orang meninggal dalam berbagai demonstrasi yang digambarkannya sebagai “kerusuhan,” termasuk puluhan personel keamanan. [em/ft]
Comments
Loading…