Berbagai patung es tampak dalam festival es yang diselenggarakan setiap tahun di Danau Baikal, danau terbesar di dunia. Pada 19-20 Februari lalu, sejumlah seniman mendirikan patung-patung es untuk mendukung tema tahun ini “Dari Kedalaman Berabad-abad”.
Di tengah lokasi pameran, para pengunjung disambut oleh batu-batu es yang berdiri melingkar, yang menggambarkan Stonehenge di Inggris. Batuan es itu dihiasi dengan replika petroglif (pahatan batu).
Bahkan meskipun patung-patung ini dibuat di luar kompetisi, para seniman itu mengikuti persyaratan yang sama, yaitu membuat patung es berdasarkan artefak kuno yang sesungguhnya.
Lyubov Beshnova, disainer konsep festival itu menjelaskan,”Baik batu es yang berdiri dan patung-patung es kami menampilkan artefak yang sesungguhnya di dinding. Ini merupakan tugas yang sangat penting ketika memilih disain. Kami dihubungi oleh lebih dari 60 pencipta dari Iran, Kazakhstan, Mongolia dan beberapa kota di Rusia, yang melamar dari beberapa tempat yang berbeda. Delapan desain dipilih di mana konsep dan tema patungnya sangat dalam sekaligus mencerminkan ide kami tentang “Dari Kedalaman Berabad-abad”.
Ada 45 tim ikut ambil bagian dalam kompetisi di mana delapan tim lolos ke babak kualifikasi, yaitu Yekaterinburg, Khabarovsk, Yakutia, Perm, Sochi, Izhevsk, Sergiev Posad dan Mongolia.
Festival es itu diorganisir dengan dukungan dari sutradara Perancis Philippe Duteuil, yang mengunjungi danau Baikal lima tahun lalu dan jatuh cinta pada danau tersebut.
Philippe mengatakan, “Setiap kali saya berbicara kepada teman-teman saya di Perancis tentang festival itu, mereka terpesona dengan apa yang mereka lihat. Karena ini seperti planet yang berbeda, lingkungannya benar-benar murni dan konsep ini sangat menarik. Karena ini sangat luar biasa, dan perasaan luar biasa adalah hal yang langka saat ini.”
Ia berencana untuk mengorganisir pameran foto patung es di Perancis pada musim panas tahun ini.
Foto-foto itu akan mencakup foto patung “From Age to Age” yang dibuat oleh keluarga Sergei dan Alena Korokov, yang keluar sebagai pemenang festival tahun ini. Mereka menciptakan patung es tersebut berdasarkan kalender berburu kuno yang ditemukan di wilayah Republik Komi dari masa akhir milennium pertama atau awal milennium kedua. Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi para pemahat es adalah untuk mendapat pahatan es yang mulus tanpa retakan.
Es semakin retak jika diambil pada suhu yang dingin, seperti saat itu, minus 25 derajat Celsius sewaktu es tersebut diambil dari Danau Baikal.
Acara festival patung es juga dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian rakyat dan aktivitas olah raga. [lj/uh]
Comments
Loading…