Jakarta, PCplus – Sekelompok hacker dengan afiliasi ke Tiongkok, Iran, Rusia, dan Korea Utara dilaporkan menggunakan chatbot AI seperti Google Gemini untuk membantu menulis kode berbahaya. Mereka juga meneliti target yang dapat dijadikan serangan potensial.
Baca Juga: Mengenal Google Search Generative Experience (SGE)
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, kelompok-kelompok hacker ini menggunakan platform AI lebih sebagai alat penelitian dan produktivitas. Bukan untuk mengembangkan teknik peretasan yang canggih.
Kelompok hacker Iran, misalnya, menggunakan chatbot untuk menghasilkan konten phishing dalam bahasa Inggris, Ibrani, dan Farsi. Kelompok hacker yang terkait dengan Tiongkok menggunakan Google Gemini untuk penelitian taktis tentang konsep teknis seperti eksfiltrasi data dan eskalasi hak istimewa. Di Korea Utara, hacker menggunakan chatbot untuk menyusun surat lamaran kerja teknologi jarak jauh. Hal ini diduga untuk mendukung upaya rezim menempatkan mata-mata dalam peran teknologi untuk mendanai program nuklirnya.
Selain itu, kelompok penipu dari Afrika Barat yang dikenal sebagai Yahoo Boys menggunakan pembawa berita AI untuk memeras korban. Caranya dengan membuat laporan berita palsu yang menuduh mereka melakukan kejahatan. Penipuan ini bertujuan untuk memeras uang dari korban dengan ancaman penghinaan publik.
Kasus ini menambah daftar panjang kekhawatiran tentang penggunaan AI untuk tujuan jahat. Para peneliti keamanan terus mengawasi perkembangan ini dan menguji keamanan platform AI seperti DeepSeek dan Google Gemini untuk memastikan perlindungan yang memadai.
Comments
Loading…