Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan, Sabtu (10/8), bahwa sedikitnya 90 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di wilayah Palestina yang terkepung.
Badan tersebut mengatakan tiga roket Israel menghantam sekolah di Kota Gaza, menggambarkan insiden tersebut sebagai “pembantaian yang mengerikan.” Sejumlah jenazah terbakar.
Tentara Israel mengatakan pada Sabtu bahwa mereka “menyerang teroris Hamas yang beroperasi di dalam pusat komando dengan tepat dan kendali Hamas yang terletak di sekolah Al-Taba’een”.
Serangan itu terjadi dua hari setelah pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 18 orang tewas dalam serangan Israel terhadap dua sekolah lain di Kota Gaza, dan militer mengatakan pada saat itu mereka telah menyerang pusat komando Hamas.
Israel bertekad untuk menghancurkan kelompok Palestina itu sebagai pembalasan atas serangan mereka pada 7 Oktober. Namun, Israel setuju untuk melanjutkan perundingan minggu depan atas permintaan mediator internasional menyusul diplomasi intensif yang bertujuan untuk mencegah konflik yang lebih luas di kawasan.
“Cukup!” teriak warga Khan Yunis, Ahmed al-Najjar.
“Kasihanilah kami, demi Tuhan, anak-anak dan perempuan muda sekarat di jalanan. Cukup!”
Militer Israel mengatakan pada Jumat bahwa pasukan beroperasi di sekitar Khan Yunis, kota Gaza selatan tempat tentara mundur pada April setelah berbulan-bulan pertempuran sengit dengan Hamas.
Upaya Gencatan Senjata
Selama pertempuran di Gaza berlangsung, baru ada satu kali gencatan senjata, yaitu pada November.
Para mediator dari Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir selama berbulan-bulan telah mencoba untuk mencapai genjatan senjata yang kedua.
Dalam pernyataan bersama pada Kamis (8/8), para pemimpin ketiga negara mengundang pihak-pihak yang bertikai untuk melanjutkan perundingan pada 15 Agustus di Doha atau Kairo “untuk menutup semua kesenjangan yang ada dan memulai penerapan perjanjian tanpa penundaan lebih lanjut”.
Kantor Netanyahu mengatakan Israel akan mengirimkan perunding “untuk menyimpulkan perincian penerapan kesepakatan”.
Hamas belum secara terbuka mengomentari undangan mediator tersebut.
Perang di Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.198 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan kantor berita AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan Palestina menyandera 251 sandera, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer Israel tewas.
Serangan balasan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.699 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas, yang tidak memberikan perincian jumlah kematian warga sipil dan militan. [ft]
Comments
Loading…