in

Jumlah Korban di Ukraina Bulan Mei Tertinggi dalam Hampir Setahun

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva


Seorang pejabat senior kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (7/6), menyatakan keprihatinannya tentang meningkatnya jumlah korban jiwa di Ukraina, dengan mengatakan jumlah korban pada Mei adalah yang tertinggi dalam hampir satu tahun. Ditambahkannya, bahwa lebih dari separuh korban tersebut terkait dengan serangan Rusia baru-baru ini di wilayah Kharkiv.

“Pusat perbelanjaan, rumah, lembaga pendidikan, toko, gedung perkantoran, taman, dan transportasi umum semuanya telah diserang dalam beberapa minggu terakhir,” kata Joyce Msuya, asisten sekretaris jenderal untuk urusan kemanusiaan, dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi kemanusiaan di Ukraina.

Kantor hak asasi manusia PBB, yang memverifikasi jumlah korban, mengatakan sedikitnya 174 warga sipil tewas dan 690 lainnya cedera pada Mei dengan lebih dari separuhnya disebabkan oleh pertempuran di Kharkiv.

“Sedikitnya 18.100 orang di wilayah Kharkiv telah mengungsi, menurut perkiraan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM),” kata Msuya.

Pada 10 Mei, Rusia memulai serangan di wilayah Kharkiv timur laut, yang menghasilkan beberapa perolehan teritorial terbesarnya dalam 18 bulan terakhir.

Msuya mengatakan PBB dan mitra kemanusiaannya telah memberikan bantuan, termasuk makanan, pakaian, dan uang tunai, kepada lebih dari 12.000 orang di sebuah pusat transit di kota Kharkiv. Ia mengatakan warga sipil yang tetap berada di daerah garis depan menghadapi “kondisi yang mengerikan.”

“Banyak yang terputus dari akses ke makanan, perawatan medis, listrik, dan gas,” kata Msuya.

“Pada Mei, pasukan Rusia melakukan 76 serangan udara terhadap Kharkiv, tiga kali lebih banyak daripada pada April,” kata Duta Besar Ukraina Sergiy Kyslytsya kepada Dewan Keamanan PBB.

“Peringatan serangan udara di kota tersebut pada Mei berlangsung selama 474 jam dan 55 menit. Itu berarti 15 jam per hari. Bayangkan saja — 15 jam dari 24 jam. Setiap hari dan setiap malam. Itulah yang dilakukan Rusia terhadap Kharkiv,” tambahnya.

Konferensi perdamaian

Dewan Keamanan membahas situasi tersebut seminggu sebelum dimulainya konferensi perdamaian dua hari yang diselenggarakan oleh Swiss untuk membahas perang di Ukraina.

“KTT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang perdamaian dan membentuk platform untuk diskusi tingkat tinggi guna memulai proses perdamaian,” kata Duta Besar Swiss Pascale Baeriswyl kepada DK PBB.

Utusan Ukraina Kyslytsya mengatakan bahwa KTT yang sukses akan menjadi sinyal yang jelas bahwa dunia tidak mendukung perang dan menginginkan perdamaian.

“Ukraina membutuhkan suara yang kuat dari semua negara yang mendukung perdamaian yang adil,” katanya.

Rusia tidak diundang ke konferensi tersebut dan telah menolak pembicaraan tersebut sebagai “pertemuan anti-Rusia” yang tidak akan menghasilkan perdamaian.

“Inti dari semua ini adalah upaya primitif untuk menyampaikan ultimatum kepada Federasi Rusia, dan penyampaian ini sebagai sebuah konferensi — konferensi di kota Bürgenstock, Swiss — tidak lain hanyalah ajang kumpul-kumpul propaganda di antara teman-teman tanpa ada nilai tambah apapun,” Wakil Duta Besar Rusia Anna Evstigneeva mengatakan kepada DK PBB tentang pertemuan yang direncanakan pada 15-16 Juni di kota resor Swiss tersebut.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva

“Semakin jelas bagi semakin banyak anggota komunitas internasional bahwa setiap diskusi yang terkait dengan kedaulatan dan keamanan Rusia akan sia-sia jika dilakukan tanpa perwakilan Rusia, tanpa mempertimbangkan kepentingan (Moskow),” tambahnya.

Namun, Duta Besar Swiss mengatakan bahwa konferensi tentang Ukraina tersebut tidak ditujukan untuk melawan Rusia.

“Ini tentang menawarkan platform kepada berbagai negara sehingga mereka dapat mengekspresikan sudut pandang mereka dan membuat proposal,” kata Baeriswyl.

“Agar (kita) dapat bergerak maju dan berkontribusi dalam mempersiapkan kemungkinan pembicaraan perdamaian di masa mendatang antara para pihak (yang berperang),” tukasnya.

Sementara, sekutu dekat Rusia, China, mengatakan bahwa mereka menginginkan solusi politik yang damai untuk krisis tersebut, tetapi menolak undangan ke konferensi tersebut karena Rusia tidak diundang.

Amerika Serikat telah menyuarakan dukungan yang kuat untuk konferensi Swiss tersebut. Wakil Presiden Kamala Harris diperkirakan akan hadir.

“Kami menyesalkan Rusia tidak menunjukkan dukungan atau kesiapan untuk negosiasi dengan itikad baik atau keterlibatan dalam perdamaian yang langgeng,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood.

“Kami berharap ini akan berubah dan memungkinkan pertemuan puncak kedua yang sukses dengan (melibatkan) partisipasi Rusia,” pungkasnya. [pp/ft]



Sumber VoA Indonesia

What do you think?

Written by admin

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Loading…

0

Kingston Siap “Balapan” di Computex 2024

Warga Palestina pasca serangan Israel yang menyebabkan para pengungsi tinggal di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 27 Mei 2024. (Foto: AP)

Pasukan Israel Serang Gaza Tengah dan Selatan, Tank-Tank Merangsek ke Rafah