Para petani bentrok dengan polisi di Belgia, Senin (26/2). Mereka melempar telur dan memindahkan pembatas di depan garis polisi, dalam aksi unjuk kekuatan terbaru, sementara menteri-menteri pertanian Uni Eropa bertemu dalam upaya mencari jalan keluar untuk memenuhi tuntutan para petani.
Polisi Brussels mengatakan bahwa 900 traktor telah memasuki kota tersebut. Banyak dari mereka menuju gedung Dewan Eropa di mana para menteri sedang mengadakan pertemuan.
Asap membubung di dekat lokasi polisi yang berpakaian antihuru-hara. Mereka menggunakan meriam air untuk mengamankan markas Uni Eropa itu dari belakang pembatas dan pagar kawat berduri.
Para petani marah karena birokrasi dan kompetisi dengan produk impor murah dari negara-negara di mana standar tinggi yang ditetapkan Uni Eropa, biasanya tidak harus dipenuhi oleh produk dari negara tersebut.
Mereka membariskan sejumlah traktor di jalan-jalan utama yang menuju kompleks Uni Eropa di kota itu, mengganggu lalu lintas dan memblokir transportasi umum.
Beberapa traktor memaksa melewati salah satu pembatas, membuat para petugas siaga. Sebagian petani mengeluhkan apa yang mereka lihat sebagai kematian pelan-pelan bagi pertanian.
Pada awal bulan ini, demonstrasi serupa berubah menjadi aksi kekerasan ketika para petani membakar jerami dan melemparkan telur serta petasan ke polisi di dekat lokasi KTT pemimpin Uni Eropa.
Protes tersebut merupakan yang terbaru dari rangkaian pawai umum dan demonstrasi oleh petani di seluruh Eropa.
Pada Sabtu, Presiden Prancis Emmanuel Macron disambut dengan cemoohan dan siulan dalam pembukaan Pameran Pertanian Paris oleh para petani, yang mengklaim bahwa Macron tidak berbuat cukup untuk mendukung mereka. Spanyol, Belanda dan Bulgaria juga dilanda aksi protes dalam beberapa pekan terakhir.
Gerakan ini telah menyatukan langkah sementara partai-partai politik berkampanye untuk pemilihan di seluruh Eropa pada 6-9 Juni. Upaya itu sudah menunjukkan hasil.
Sebelumnya bulan ini, cabang eksekutif Uni Eropa mengajukan proposal antipestisida sebagai konsesi kepada petani, yang menjadi konstituen penting pemilu.
Pada sisi lain pagar pembatas itu di Brussels, para menteri menunjukkan bahwa mereka menyimak aspirasi petani.
Presidensi Uni Eropa, yang kini dipegang Belgia, mengakui bahwa kekhawatiran para petani termasuk beban untuk mematuhi kebijakan lingkungan, berkurangnya bantuan akibat sistem subdisi pertanian Uni Eropa dan dampak serangan Rusia terhadap pasokan biji-bijian dari Ukraina. [ns/ka]
Comments
Loading…