Biaya pengangkutan dari wilayah Asia ke bagian utara Eropa meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir karena sejumlah serangan yang dilancarkan pemberontak Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah memaksa perusahaan-perusahaan pelayaran mengalihkan rute kargo di sekitar ujung selatan Afrika.
Menurut International Maritime Organization (IMO) atau Organisasi Maritim Internasional, sejak pertengahan November lalu kelompok militan yang didukung Iran itu telah melancarkan sedikitnya 24 serangan terhadap kapal-kapal komersil. Kelompok Houthi, yang telah terlibat dalam perang saudara dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional sejak tahun 2014 itu, mengklaim menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza, meskipun beberapa kapal yang tidak memiliki hubungan dengan Israel juga diserang.
Kapal pengangkut kendaraan berbendera Bahama “Galaxy Leader” dan seluruh awaknya, yang ditahan oleh Houthi sejak disita pada 19 November lalu, adalah milik perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pengusaha Israel, Rami Ungar.
Perusahaan-perusahaan pelayaran kini semakin sering mengubah rute pelayaran mereka dari Laut Merah dan Terusan Suez untuk menghindari bahaya. Analis pelayaran di Llyod’s List Intelligence di London, Michelle Wiese Bockmann mengatakan banyak kapal yang mengalihkan rute pelayaran mereka ke sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika, sebuah pelayaran yang jauh lebih lama dan lebih mahal.
“Perdagangan [melalui Laut Merah] turun sekitar sepertiganya. Namun sebagian besar adalah kapal kontainer. Itu adalah barang-barang bernilai tinggi yang dikirim dari Asia ke Eropa. Hanya sedikit sekali kapal pengangkut kendaraan yang melintas di Laut Merah,” ujar Bockmann kepada VOA. “Kapal-kapal tanker yang membawa minyak, khususnya minyak mentah Rusia – katakanlah dari Rusia ke India dan China – hampir tidak diganggu.” [em/jm]
Comments
Loading…