Prancis, Jumat (10/6) berusaha mendorong UE menyetujui pakta suaka yang telah lama terhenti dengan rencana untuk memindahkan sekitar 10.000 pencari suaka ke negara-negara anggota yang bersedia menerima. Prancis juga minta agar negara-negara anggota yang tidak bersedia menerima pencari suaka dikenai denda.
Rancangan usulan yang dipresentasikan pada minggu-minggu terakhir giliran Prancis memegang kursi kepresidenan Uni Eropa itu bertujuan untuk membuka pemblokiran dokumen pelik kesepakatan itu secara bertahap.
Prancis tidak berusaha mengecam langsung penolakan oleh beberapa negara anggota UE – sebagian besar dari Eropa Timur – untuk merombak aturan suaka blok itu, tetapi rencana tersebut menyerukan “mekanisme solidaritas sukarela” dengan basis uji 12 bulan, menurut dokumen Prancis yang dibaca oleh AFP.
Dipresentasikan pada hari Jumat (10/6) untuk pertemuan menteri dalam negeri Uni Eropa di Luksemburg, rancangan itu memperkirakan 19 negara di zona Schengen Uni Eropa berkomitmen untuk menerima para pencari suaka dari negara-negara yang selama ini membebani negara-negara seperti Yunani, Italia dan Malta.
Negara-negara yang tidak bersedia menerima pencari suaka akan memberikan kontribusi keuangan untuk membantu negara-negara yang melakukannya.
Para diplomat UE mengatakan rencana tidak mengikat itu adalah untuk menangani 10.000 pencari suaka tiap tahun. Ada kemungkinan bahwa rencana tersebut akan diperbarui setiap tahun.
“Sebagian besar negara telah menunjukkan diri mendukung solidaritas ini, dan sekitar selusin negara mendukung relokasi, yang sangat positif,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin selagi dia mulai memimpin pertemuan.
Proposal Prancis itu menekankan identifikasi pencari suaka yang memasuki blok tersebut telah ditingkatkan dengan penggunaan Eurodac yang diperluas. Eurodac adalah bank data biometrik, dan sistem penyaringan pencari suaka baru. [lt/uh]
Comments
Loading…